Ironi zaman, wong Jawa menyebutnya wolak-waliking jaman ada di depan mata. Sesuatu yang tampak bukan
sesuatu yang senyatanya. Gampange rembug (bahasa
mudahnya), yang tampak putih belum tentu benar-benar putih. Yang kelihatan
hitam belum tentu benar-benar hitam. Orang yang menampakkan diri sebagai sosok
bersih, berwibawa, tegas, antikorupsi, antikekerasan, antipenganiayaan,
antipenghilanganpaksanyawaoranglain, dan sederet penampakan bersih dan suci
sejenis, pada tataran kenyataan, belum tentu nyata. Nyatanya belum tentu
begitu. Saknyatane (kenyataannya)
bisa berbeda, bahkan bertolak belakang dengan yang diperlihatkan di depan
publik. Mlahanya, gambaran
gampangnya, misalnya, orang yang tampil –secara fisik/kasat mata—suci,
ternyata…, sangat dalamnya kotor!
Bersih, suci ternyata hanya kulit luarnya. Batin dan tingkah lakunya ternyata gandane bacin ambangeri (sangat-sangat-sangat
busuk sekali)…!!!
Berpijak dari kenyataan itulah terbitlah WONG SUGIH MATI KELUWEN Falsafah Kearifan
Jawa di Tengah Zaman Edan karya Gesta Bayuadhy (Suwito Sarjono). Buku tersebut
diterbitkan DivaPress Yogyakarta.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering disuguhi pentas
yang tidak pantas. Ada orang yang mengaku dan berperilaku meniru-niru Bima, padahal
jiwanya bersemayam sifat Rahwana. Ada yang bersikap seolah-olah dirinya sosok
Kresna, padahal dirinya mewarisi dan meneladani
tingkah laku Sengkuni!
Ironi adalah yang terjadi berkebalikan dengan yang
semestinya. Ironi adalah yang terjadi
mestinya jangan terjadi. Pejabat menggasak uang rakyat melalui perilaku korupsi
adalah ironi. Petugas keamanan membiarkan maling menggarong uang negara adalah
ironi. Lurah (kepala desa) –maaf—nggendak
(menyelingkuhi) perempuan yang bukan istrinya adalah ironi. Dan…, banyak
ironi-ironi terjadi di depan mata, sulit untuk dilawan atau ditanggulangi
karena sebagian ada yang menganggapnya biasa.
Sekarang, ada banyak ironi di depan mata. Terserah Anda mau
menyikapinya. Yang jelas, pada zaman edan, akan makin banyak ironi kehidupan
yang terjadi. Dalam buku WONG SUGIH MATI
KELUWEN - Falsafah Kearifan Jawa di Tengah Zaman Edan tersajikan berbagai
kiat untuk menghadapi ironi-ironi yang terjadi di zaman edan.
Salam budaya.
Salam damai….
Tegalan, Jelang
Penentuan Nasib Bangsa Indonesia – awal Juli 2014
*****